Berdasarkan Peta Jalan Ekonomi Biru Indonesia atau Indonesia Blue Economy Roadmap 2023-2045, Pemerintah memproyeksikan ekonomi biru dapat menciptakan 12 juta lapangan kerja baru pada 2030 serta penyediaan 40 kali besar energi baru terbarukan (EBT) pada 2050.
Deputi Bidang Ekonomi, Kementerian PPN/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, gelaran World Water Forum 2024 di Bali dapat menjadi ajang kolaborasi antarnegara untuk mulai menerapkan ekonomi biru atau blue economy.
“Stakeholders, mitra pembangunan, dan negara-negara lain bekerja sama dengan Indonesia dalam mewujudkan tindakan konkrit untuk (penerapan) blue economy yang dapat memberikan kesejahteraan kepada rakyat, serta menjadi mesin pertumbuhan perekonomian Indonesia,” kata Amalia dalam acara Blue Economy Innovation: For Shared Prosperity World Water Forum Parallel Event 2024 di Nusa Dua, Bali, Minggu (19/5/2024).
Amalia mengatakan, ekonomi biru didesain untuk mendukung agenda transformasi ekonomi guna mengantarkan Indonesia keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah (middle-income trap).
“Karena Indonesia harus keluar dari middle-income trap, tanpa sumber pertumbuhan ekonomi baru maka tingkat pertumbuhan yang minimal 6 persen dalam 20 tahun ke depan tidak akan tercapai. Jadi Indonesia benar-benar harus aktif mencari sumber pertumbuhan ekonomi baru. Oleh karena itu, ekonomi biru dinilai mampu menjadi salah satu mesin penggerak pertumbuhan ekonomi yang baru,” ujar Amalia.
Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Bappenas Vivi Yulaswati berharap bahwa isu kelangkaan air dan sistem pengairan di pulau-pulau kecil turut menjadi pembahasan serius dalam ajang World Water Forum ke-10.
Ia juga menilai bahwa kolaborasi antar pihak dapat menjadi salah satu solusi dari permasalahan air yang disebabkan perubahan iklim. “Misalnya ketersediaan infrastruktur irigasi yang mampu mendukung budidaya perikanan akan sangat penting juga bagi kita di masa depan, tidak terbatas hanya pada pengairan rutin bagi para petani,” pungkas Vivi.