Presiden Joko Widodo boleh lebih tenang mengakhiri pemerintahannya pada 20 Oktober mendatang. Presiden terpilih Prabowo Subianto bakal menjalankan programnya, termasuk hilirisasi, sehingga tidak ada lagi ekspor barang mentah. Jokowi mengaku sudah berdiskusi panjang dengan Prabowo membahas masalah itu.
Usai meresmikan smelter injeksi bauksit perdana PT Borneo Alumina Indonesia di Mempawah, Kalimantan Barat, Selasa (24/9/2024), Presiden Jokowi mengemukakan harapannya agar hilirisasi nantinya dapat meluas ke sektor lain. Tidak hanya di sektor minerba, tapi juga dilakukan pada sektor lain. seperti pertanian dan kelautan.
“Satu-satu ini bisa diselesaikan. Kemarin smelter di Sumbawa PT Amman kemudian Freeport selesai. Kemudian fase I ini smelter bauksit SGAR selesai. Kita harapkan tidak ekspor bahan mentah lagi semuanya diolah di dalam negeri, nilai tambah di dalam negeri, kesempatan kerja di dalam negeri,” kata Presiden Jokowi.
Untuk memastikan kesinambungan program hilirisasi di berbagai sektor itu, Jokowi mengaku sudah berdiskusi panjang dengan Prabowo Subianto. Nantinya, kata Jokowi, Prabowo akan melanjutkan untuk hilirisasi sektor lain seperti pertanian hingga kelautan.
“Jadi, tidak berhenti di minerba saja. Saya juga diskusi panjang dengan Pak Prabowo, beliau akan memulai hilirisasi di sektor pertanian, perkebunan, dan kelautan,” ujarnya.
Di luar itu, sektor pangan juga akan masuk ke proses hilirisasi. Dan itu nilai tambah akan berada di dalam negeri.
Untuk memastikan program hilirisasi berjalan baik, dalam beberapa hari terakhir, Presiden Jokowi sudah meresmikan 3 smelter.
Hari ini, Selasa, Presiden Jokowi meresmikan smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) milik PT Borneo Alumina Indonesia di Mempawah, Kalimantan Barat.
Sebelumnya, smelter PT Amman Mineral di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, dan smelter PT Freeport di Gresik, Jawa Timur.