Aspek yang menentukan keberlangsungan dan perjalanan sebuah bangsa sampai kapan pun adalah sumber daya manusia. Maju atau mundurnya sebuah bangsa akan sangat ditentukan oleh seberapa berkualitasnya sumber daya manusia yang ada di negara tersebut.
Saat ini pemerintah tengah mencanangkan berbagai program persiapan sumber daya manusia yang berkualitas di Papua. Upaya yang kini akan segera dilakukan adalah diawali dengan pemenuhan kebutuhan dasar anak secara utuh, stimulan dan berkesinambungan.
Wakil Presiden Ma’ruf Amin pernah menyatakan bahwa tanah memiliki nilai yang berharga dalam hati masyarakat Papua. Baik dari sisi spiritualitas, sosiologis antropologis, kebudayaan, maupun ekonomi masyarakat.
Untuk menjaga tanah Papua, diperlukan sumber daya manusia yang berbasis warga asli Papua sendiri yang mumpuni agar dapat menjaga dan mengembangkan wilayah Papua menjadi sejahtera dan maju.
Praktisi Pendidikan Papua, sekaligus Kepala Bidang Pembinaan SMK pada Dinas Pendidikan Perpustakaan dan Arsip Daerah (DP2AD), Yulianus Kuayo mengungkapkan, bahwa menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) Papua yang unggul dan berdaya saing ke depan, maka layaknya dipersiapkan sejak usia dini. Satu di antara upaya tersebut, yakni melalui Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Holistik dan Terintegrasi pada masyarakat berbasis Orang Asli Papua (OAP).
Menurut Yulianus, periode emas menjadi momen tepat untuk menanamkan nilai serta pendidikan bagi anak, termasuk status gizi sebagai aspek penting yang mendukung tumbuh kembang, pembentukan karakter, serta kecerdasan yang akan dibawa hingga dewasa.
Mempersiapkan SDM Papua sejak dini hendaknya dilakukan secara holistic integrative, untuk memenuhi kebutuhan esensial anak yang beragam meliputi aspek fisik dan non fisik, mental, emosional dan sosial. Stimulasi holistic mencakup layanan pendidikan, kesehatan gizi, perawatan, pengasuhan, perlindungan dan kesejahteraan.
Kondisi yang dialami anak-anak Papua saat ini sangat beragam yakni kurangnya tanggung jawab ayah dan ibu untuk menjaga anak dikarenakan memiliki kesibukan mencari nafkah sejak pagi hingga malam. Sehingga pada akhirnya anak-anak tidak mendapat asupan gizi yang baik, anak-anak tidak mendapatkan kasih sayang dari seorang ayah dan ibu dan pada akhirnya anak-anak akan lebih mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya.
Dapat diasumsikan bahwa keluarga masih belum memiliki pengetahuan penuh tentang asupan gizi, simulasi pendidikan, dan pembinaan iman bagi calon keluarga juga masih belum maksimal.
Selain itu, Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya turut memberikan perhatian serius bagi masyarakat Papua sebagai perpanjangan tangan dari pemerintah pusat dengan berfokus pada sjeumlah perguruan tinggi di kota maupun Kabupaten Sorong.
Perhatian yang diberikan berupa bantuan dana hibah sebesar satu miliar untuk sejumlah kampus. Di mana dalam kunjungan ke beberapa perguruan tinggi penjabat Gubernur Papua Barat Daya, Muhammad Musaad menilai, masih banyak hal yang perlu di benahi, sehingga dengan bantuan dana hibah tersebut perguruan tinggi di Papua Barat Daya akan semakin berkembang.
Selanjutnya, Wakil Presiden RI, Ma’ruf Amin juga mengulas seputar kebutuhan SDM untuk meningkatkan kualitas pendidikan serta peningkatan pendidikan melalui pengangkatan para guru karena banyak guru yang belum diangkat, mereka umumnya guru tamatan SMA dengan syarat tertentu.
Kualitas sumber daya manusia OAP tidak terlepas dari persepsi mereka terkait dengan kesejahteraan. Kecukupan dalam memenuhi kebutuhan dasar dan dapat melakukan aktivitas rutin dengan baik merupakan gambaran penilaian OAP terhadap kesejahteraan dan kemudian mempengaruhi motivasi untuk mendapatkan pendidikan tinggi.
Untuk memenuhi kriteria pendidikan yang layak, pemerintah turut memberikan fasilitas dan melakukan pengangkatan guru agar lebih semangat dalam mengajar serta kualitas pendidikan di Papua pun semakin meningkat.