Pemerintah Dorong Pertumbuhan UMKM dan Ekonomi Kreatif di Papua

Date:

Pada Outlook Ekonomi 2024, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua memprediksi perekonomian Papua akan lebih baik dibandingkan tahun 2023. Hal ini terlihat dari capaian target inflasi 2023 yang berada di dalam target nasional yakni 3±1 persen dengan pertumbuhan ekonomi 3,50-4,50 persen. Di wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua), Papua memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi sebesar 15 persen dan 1,5 persen secara Nasional.

Menurut Kepala Tim Implementasi KEKDA Bank Indonesia Papua, Dandung Tri Marsetyo, dalam acara bincang-bincang media di Jayapura, Rabu (17/1/2024). Hasil inflasi yang mencapai target ini tak luput dari koordinasi, komunikasi yang intens bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), pemerintah juga stakeholder lainnya.

Di tahun 2024 Papua diproyeksikan mengalami pertumbuhan ekonomi (PDRB) sebesar 5,25-6,25 persen dengan target inflasi 2,5+1 persen sesuai target Nasional. Untuk mencapai target tersebut, BI Papua mencatat setidaknya terdapat dua faktor yang perlu dicapai yaitu inflasi yang rendah dan stabil, juga struktur perekonomian yang kuat yang didorong dengan sinergi dan optimisme, kemudian didukung dengan digitalisasi dan pembangunan berwawasan lingkungan.

“Inflasi rendah dan stabil itu bisa dicapai melalui 4K dan GNPIP. Kita perlu strategi 4 K yaitu Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi dan Komunikasi Efektif. Kemudian ada juga Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP),” ujar Dandung.

Sementara itu dari sisi pertumbuhan ekonomi, menurut Dandung, selama ini perekonomian Papua ditopang hanya dari sektor pertambangan di tahun 2023 lalu mulai banyak sumber pertumbuhan baru seperti perdagangan besar & eceran, industri pengolahan serta transportasi & pergudangan.

“Jadi menunjukkan tren yang meningkat.”

Lanjut Dandung, dari sisi pelaku, tidak hanya perusahaan dan pemerintah semata namun BI optimis terus bersinergi mendukung pelaku UMKM untuk menggerakkan ekonomi dengan berbagai program seperti pelatihan budidaya & pasca panen komoditas kopi, pendampingan sertifikasi halal, pengembangan ekonomi pesantren, pengembangan industri kreatif (ITA), penyelenggaraan pameran, peningkatan produksi dan skala usaha, digitalisasi UMKM hingga ekspor mandiri.

“Ini beberapa capaian BI Papua di tahun 2023 yang akan dilanjutkan di tahun 2024,” tukas Dandung.

Di tempat yang sama, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Papua Juli Budi Winantya mengatakan, terdapat 4 (empat) sektor yang diidentifikasi sebagai sumber pendorong ekonomi di Papua lebih tinggi dan berkesinambungan yaitu perikanan, pertanian, ekonomi kreatif dan pariwisata.

Tak hanya itu, BI Papua juga telah melakukan penelitian untuk pemanfaatan sumber daya alam sebagai sumber pertumbuhan ekonomi di Papua selain tambang, seperti pemanfaatan hutan untuk perdagangan karbon (carbon trade).

“Akseleratornya digitalisasi dan ekonomi berwawasan lingkungan. Potensi hutan Papua untuk menyerap karbon yang bisa menjadi salah satu sumber pertumbuhan ekonomi. Jadi, kalau dulu orang tebang pohon untuk mendapatkan uang, sekarang kita bisa menghasilkan uang dengan memelihara hutan,” pungkas Juli. (*)

Leave a reply

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Share post:

Subscribe

spot_imgspot_img

Popular

More like this
Related

Pelaksanaan Pilkada Serentak 2024 sebagai Momentum Persatuan Bangsa

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 sudah di depan mata,...

UU Cipta Kerja Kuatkan Fundamental Ekonomi Nasional

Undang-Undang (UU) Cipta Kerja merupakan salah satu kebijakan penting pemerintah dalam memajukan perekonomian nasional....

Pemerintah Konsisten Kawal Percepatan Pembangunan di Papua

Seorang tokoh gereja di Papua, Pendeta Iker Rudy Tabuni...

Pemerintah Bangun Infrastruktur Industri Gula dan Bioetanol di Merauke

Pemerintah sedang membangun lima pabrik gula yang terintegrasi dengan bioetanol di...