Isu SARA berkali-kali digunakan untuk menjatuhkan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Papua Matius Fakhiri – Aryoko Rumaropen (MARI-YO).
Semenjak memasuki masa pendaftaran calon Gubernur dan Wakil Gubernur ke KPU, Isu SARA terus diangkat oleh kelompok tertentu untuk menjatuhkan elektabilitas MARI-YO.
Isu Agama dan asal Suku juga digunakan untuk membentuk persepsi masyarakat tentang layak atau tidaknya MARI-YO menuju kantor Gubernur untuk memimpin Papua.
Namun pada kenyataannya, dukungan dari masyarakat lintas Agama, Suku/ kelompok Paguyuban terus mengalir untuk memberikan dukungan kepada MARI-YO.
Hal ini terbukti bahwa dalam beberapa minggu terakhir, pasangan MARI-YO diundang dalam berbagai acara dan mendapatkan dukungan penuh dari acara silahturahmi, deklarasi, peresmian posko pemenangan, hingga pernyataan sikap berbagai kelompok.
Juru Bicara MARI-YO, Steve Mara, menjelaskan bahwa pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur kami MARI-YO adalah korban Isu SARA yang dimainkan oleh kelompok tertentu beberapa waktu terakhir.
Namun kami tidak pernah merespons isu-isu tersebut, kami hanya mendoakan dan menyerahkan semua kepada masyarakat, biar masyarakat yang nanti menilai siapa yang layak menjadi pemimpin di Papua.
Paslon kami juga dalam setiap kesempatan selalu menyampaikan bahwa kita tetap menjaga persatuan dalam keberagaman, jangan sampai politik adu domba yang dimainkan oleh pihak tertentu malah menciptakan konflik di Papua.
Papua ini tanah damai, kalau isu tersebut digunakan untuk menciptakan konflik di Papua, itu hanya akan membawa kerugian bagi seluruh masyarakat Papua.
Dari berbagai dukungan dari masyarakat untuk Matius Fakhiri-Aryoko Rumaropen, dapat kami sampaikan bahwa MARI-YO pasangan yang menembus perbedaan untuk Papua Cerah (cerdas, sejahtera, dan harmoni).
Sehingga kami menghimbau kepada seluruh elemen, kelompok masyarakat agar tidak termakan dengan isu SARA, kita jaga Papua tetap damai, kita jaga PILKADA Papua agar tetap berjalan sesuai rencana, tegas jubir.
