Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) selama 10 tahun telah menyelesaikan pembangunan 45 proyek di seluruh Indonesia. Jokowi menuturkan bahwa air merupakan sumber kehidupan, serta air juga merupakan simbol keseimbangan dan keharmonisan.
Menurutnya, jika air tidak dikelola dengan baik, maka akan menimbulkan bencana. Karena itu, air harus dikelola dengan baik dan salah satunya melalui pembangunan bendungan.
“Kita harapkan Bendungan manfaatnya betul-betul multifungsi, baik untuk air baku, air irigasi, pengendalian banjir, dan pembangkit listrik. Sudah dihitung ini dapat mengairi daerah irigasi, besar sekali manfaatnya bagi petani,” ucap Jokowi, Senin (23/9/2024).
Jokowi menilai bahwa air sangat penting bagi kehidupan dan memiliki banyak manfaat. Oleh sebab itu, manajemen pengelolaan sumber daya air di seluruh provinsi di Indonesia akan menjadi fokus pemerintah.
Pembangunan infrastruktur sektor Sumber Daya Air (SDA) terus digencarkan Presiden Jokowi. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan bendungan bertujuan untuk peningkatan volume tampungan air, sehingga suplai air irigasi ke lahan pertanian terus terjaga, penyediaan air baku dan pengendalian banjir.
Bendungan Temef di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT). (Foto: YouTube Sekretariat Presiden)
Selama 10 tahun menjabat, Jokowi telah meresmikan 45 bendungan dari 61 bendungan yang dibangun selama periode 2015-2024. Ketika masa pandemi Covid-19, proyek pembangunan infrastruktur disulap menjadi program padat karya yang memberdayakan masyarakat akibat kehilangan pekerjaan.
Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR Abdul Muis mengatakan, pembangunan infrastruktur sangat dibutuhkan untuk mengejar ketertinggalan indeks infrastruktur yang menjadi landasan bagi peningkatan perekonomian.
Tidak hanya infrastruktur yang dibangun Kementerian PUPR, tetapi juga infrastruktur energi, transportasi, pertanian, permukiman serta teknologi informasi dan komunikasi.
“Pembangunan infrastruktur yang telah dilaksanakan oleh Kementerian PUPR dalam 10 tahun terakhir telah banyak selesai dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Misalnya pembangunan 61 bendungan selama 2014-2024, di mana 43 bendungan telah selesai untuk menjamin ketersediaan air dan ketahanan pangan nasional. Tahun ini ada 13 bendungan lagi selesai sisa 5 bendungan selesai awal 2025,” kata Abdul.
Dengan tambahan bendungan selesai telah menambah daerah irigasi premium sebesar 396.000 hektare (ha), tambahan air baku 52.000 liter/detik dan potensi PLTA sebesar 255 MW. Khusus untuk daerah irigasi, telah dilaksanakan pembangunan bendung dan jaringan irigasi baru seluas 1.18 juta ha, serta dilaksanakan rehabilitasi bendung dan jaringan irigasi eksisting seluas 4.38 juta ha (dari total 7.5 juta ha sawah) pada 2014 hingga 2024.
“Sehingga dengan tambahan pasokan air dari bendungan baru, pembangunan irigasi baru serta rehab irigasi eksisting, indeks pertanaman meningkat dari sekitar 1,4 (2014) menjadi 2,5 (2024),” tuturnya.
Pembangunan bendungan tidak akan berhenti pada akhir jabatan Presiden Jokowi. Pasalnya, Kementerian PUPR dalam RAPBN Tahun Anggaran 2025 mendapat alokasi anggaran sebesar Rp116,23 triliun.
Hal ini merupakan cerminan nyata dari kepedulian dan komitmen pemerintah untuk memastikan setiap pembangunan tidak hanya berupa struktur fisik, tetapi juga sebuah upaya untuk meningkatkan kesejahteraan dan memberikan harapan bagi rakyat.