Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian Umum Pekerjaan Perumahan Rakyat (PUPR) Iwan Suprijanto mengklaim material yang digunakan untuk pembangunan proyek di Ibu Kota Nusantara (IKN) bersifat ramah lingkungan (green material).
Hal ini sejalan dengan visi IKN untuk menjadi kota ramah lingkungan di Indonesia.
Iwan mencontohkan sejumlah material ramah lingkungan yang digunakan untuk berbagai proyek di IKN. Seperti produk semen jenis hidraulis yang memiliki kandungan klinker lebih rendah dibandingkan semen konvensional.
Kemudian, penggunaan cat dengan senyawa volatile organic compound (voc) yang rendah dan mengandung bahan nabati. Cat jenis ini diklaim mampu mengurangi keseluruhan emisi karbon.
“Pembangunan IKN telah menerapkan salah satu aspek kunci dalam mendukung penerapan kebijakan rendah emisi atau net zero emission,” kata Iwan dalam webinar Kolaborasi Pembangunan Kota Berkelanjutan yang dipantau di Jakarta, Senin (22/4/2024).
Melalui penggunaan aneka material ramah lingkungan tersebut. Iwan menyebut konstruksi pembangunan akan menekan emisi karbon sekitar 18 persen di IKN yang akan disertai alih fokus bisnis di sektor jasa.
“Pemindahan ibu kota negara dapat memberikan dampak pengurangan emisi karbon di Kalimantan Timur sebanyak 18 persen, yang secara tidak langsung dapat mengubah struktur ekonomi wilayah tersebut, dari awalnya yang lebih cenderung kepada ketergantungan ekonomi terhadap sumber daya alam menjadi pelayanan dan jasa,” bebernya
Hal ini sejalan dengan prinsip dasar pengembangan Kawasan IKN Nusantara akan memadukan tiga konsep perkotaan modern. Yakni, IKN sebagai kota hutan (forest city), kota spons (sponge city), dan kota cerdas atau smart city.