Direktorat Pembinaan Masyarakat Polda Lampung menggelar Focus Grup Discussion (FGD) dengan tema penguatan moderasi beragama dan Ideologi Pancasila Dalam Menanggulangi Paham Radikal dan Terorisme Demi Terciptanya Situasi Kamtibmas yang Kondusif Pasca Pilpres 2024, di Hotel Kyriad Bandar Lampung, Rabu (28/02/2024).
Kegiatan dibuka oleh Kasubdit Tibsos Dit Binmas Polda Lampung, Akbp M.Yamil dan dihadiri oleh Perwakilan Kesbangpol, Kanwil Kemenag, MUI, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh budaya, Pramuka, Organisasi Senkom, Dai Kamtibmas dan Pokdar Kamtibmas Provinsi Lampung.
Selain Pendiri NII Crisis Center Ken Setiawan yang juga merupakan Kepala Bidang Pemuda dan Pendidikan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme Provinsi Lampung, Polda Lampung juga menghadirkan narasumber Rizki Gunawan, M.Pd.I yang merupakan Kepala Pusat Moderasi Beragama UIN Raden Intan Lampung.
Ken Setiawan menyampaikan bahwa saat ini orang-orang yang terjebak dalam paham intoleransi radikalisme dan anti Pancasila bukan hanya masyarakat biasa, tapi kalangan cendekiawan dan intelektual faktanya juga banyak yang terpapar.
Gara gara pilpres juga banyak intelektual yang konslet mendadak terpapar intoleran dan radikalisme sehingga kehilangan intelektualitas dan nalar karena terlalu fanatik pada pilihannya.
Biasanya orang yang mudah terpapar itu adalah orang yang punya dasar kebencian, kekecewaan dan ketidakpuasan, lalu indikasinya mulai menganggap diri dan kelompoknya paling benar serta menyalahkan kelompok lain.
Ken menjelaskan bahwa paham intoleransi dan radikalisme itu bisa menimpa siapa saja dan tidak pandang usia, pendidikan dan profesi, pokoknya orang yang terpapar itu biasanya irasional dan bodoh mendadak seperti dirinya dulu saat terpapar, pokoknya berasa menjadi panitia seleksi masuk surga.
Ken juga menyampaikan bahwa banyak masyarakat yang belum paham dengan definisi radikalisme, sehingga banyak yang memvonis orang dengan ciri-ciri tertentu dengan sebutan radikal.
Padahal radikalisme sejatinya adalah sebuah paham yang menginginkan suatu perubahan sosial politik dengan cara yang keras, ekstrem dan drastis, mereka itu orang yang kecewa dan jika kekecewaanya tidak terakomodir maka dia memilih jalan pintas yang radikal dan ekstrem.
Ken menyebut, pasca pemungutan suara pilpres dan pileg 2024 memang tidak semua pihak bisa menerima hasil perhitungan sementara, terutama pihak yang perolehan suaranya tidak sesuai yang diharapkan.
Diharapkan masyarakat sabar dan menunggu keputusan KPU, waspada terhadap informasi yang diterima, karena hari ini informasi banyak yang seliweran di sekitar kita, jangan sampai menjadi korban hoax atau bahkan menjadi pelaku karena ikut menyebarkan informasi yang salah.
Bijak dalam bermedia sosial, cek dan ricek jika menerima informasi, tabayyun, saring dulu sebelum share dan yang pasti bila ada informasi hoax dan provokatif harus counter atau dilawan, orang baik jangan diam, segera laporkan ke aparat bila ada yang terindikasi melakukan penyebaran hoax dan provokasi yang pontensi konflik agar bisa segera dicegah dan diselesaikan, supaya situasi aman dan kondusif. Tutup Ken.