Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono memaparkan lima peran strategis Koperasi Desa Merah Putih sebagai instrumen penting dalam memperkuat ketahanan pangan nasional dan mempercepat transformasi ekonomi desa.
“Koperasi ini bukan hanya tempat simpan pinjam atau jual beli saja. Tapi akan jadi pusat distribusi, akses modal, dan pengolahan hasil pertanian,” ujar Sudaryono melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarata, Minggu (20/4/2025).
Pertama, Koperasi Desa Merah Putih dapat berperan sebagai distributor utama sarana produksi pertanian seperti benih, pupuk bersubsidi, dan pestisida. Hal ini dinilai penting untuk menyederhanakan rantai distribusi dan memangkas ketergantungan terhadap tengkulak.
Kedua, koperasi juga bisa menjadi pengecer bahan pangan pokok di desa. Ketiga, koperasi dapat berfungsi sebagai penyedia modal dan akses pasar bagi petani, serta sebagai pengelola hasil panen.
“Koperasi bisa menjadi perpanjangan tangan Bulog untuk membeli gabah dari petani dengan harga HPP sebesar Rp6.500 per kilogram,” jelasnya.
Keempat, koperasi akan difasilitasi sebagai gudang komoditas yang dilengkapi fasilitas penggilingan dan pengeringan (dryer), serta infrastruktur lain yang mendukung kebutuhan pasca-panen di desa.
“Kelima, koperasi diharapkan memperkuat kelembagaan petani dan gapoktan melalui peran aktif penyuluh pertanian lapangan (PPL) dan pendamping desa yang dilibatkan dalam manajemen koperasi,” lanjutnya.
Wamentan menegaskan bahwa program ini tidak berdiri sendiri, melainkan menjadi bagian dari rencana besar yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2025.
“Tujuannya jelas, hilangkan peran tengkulak, perkuat ekonomi desa, dan sejahterakan petani,” pungkas Sudaryono.
