Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengungkapkan capaian pembangunan infrastruktur Sumber Daya Air di era Presiden Joko Widodo (Jokowi). Basuki mengatakan, akses irigasi bertambah 8-9 persen dengan bertambahnya 61 bendungan dalam sepuluh tahun.
“Sepuluh tahun lalu dengan 231 bendungan kita mensuplai air irigasi,” ujar Basuki di Kantor Kementerian PUPR.
Dengan bertambahnya 61 bendungan, kini totalnya menjadi 296.
“Dengan pembangunan 61 bendungan ini akan bisa memasok irigasi 19-20 persen dari total area irigasi kita,” kata Basuki.
Pada kesempatan tersebut, Basuki mengungkapkan dampak positif dari bertambahnya aliranair irigasi, di mana Indeks Pertanaman (IP) meningkat. Misalnya, dengan akses irigasi sebesar 11 persen pada 10 tahun silam, lahan sawah hanya bisa ditanam satu kali setahun karena terbatasnya akses air ke sawah.
Sedangkan, ketika akses air irigasi naik menjadi 20 persen, maka lahan sawah bisa lebih produktif yang bisa dilakukan 2 kali masa tanam dalam setahun karena ketersediaan air memadai.
“Karena kalau air dari 296 bendungan, akan bisa tanam minimal 2 -3 kali setahun, kalau tidak ada supply air dari bendungan hanya mengandalkan hujan, itu paling banyak 1 kali,” kata Basuki.
Kondisi ini memang masih jauh jika dibandingkan dengan negara seperti Korea yang memiliki 19 ribu bendungan berbanding 51,63 juta penduduk. China, bahkan memiliki 98 ribu bendungan berbanding 1,4 miliar penduduk. Sehingga menurut Basuki, Indonesia masih harus terus membangun bendungan untuk menjaga ketahanan pangan.
“Kita negara kepulauan, tidak semua pulau punya bendungan,” kata Basuki.
