Dirut Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Kominfo, Fadhilah Mathar, mengungkap tantangan untuk merampungkan 628 BTS 4G di daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar).
Fadhilah mengatakan mayoritas BTS 4G yang belum rampung ada di daerah kahar (force majeure) di Papua, yang disebut sebagai ‘zona merah’.
“Kami ingin memastikan keamanan jiwa tim kami. Kalau di daerah zona merah itu kan kami harus wait and see,” kata Fadhilah.
Kendati begitu, Fadhilah mengatakan semua logistik sudah disiapkan untuk membangun 628 BTS 4G di daerah Papua. Bakti Kominfo juga mempererat kerja sama dengan TNI untuk menjamin keamanan pembangunan BTS.
“Insyaallah semester-1 2024 sudah selesai semua,” kata dia.
Selain itu, ada beberapa rencana cadangan yang disiapkan jika kondisi di lapangan tidak memungkinkan untuk dibangun BTS 4G.
“Kami akan lakukan relokasi ke desa-desa lain yang sama-sama membutuhkan. Atau, bisa juga ada perubahan teknologi. Misalnya yang rencana awal pakai BTS besar, bisa dipakai yang kecil,” ia menjelaskab.
Sebab, untuk pembangunan BTS besar memakan waktu berbulan-bulan. Sementara kondisi di lapangan tidak bisa diprediksi. Kalau pakai BTS lebih kecil, tentu pembangunannya akan lebih cepat.
“Atau bisa pakai teknologi combat seperti listrik. Yang penting internet mengalir. Walaupun tentu kualitasnya tidak akan sebaik BTS 4G yang bandwidth-nya 25-30 Mbps,” ia menjelaskan.
Sebagai informasi, pembangunan infrastruktur jaringan di wilayah Papua Pegunungan kerap mengalami penolakan dari kelompok masyarakat. Pada Mei lalu, salah satu petugas pembanguban tower BTS dibacok dan disandera di Papua.
Selain itu, ada juga kejadian tower BTS yang telah berdiri tiba-tiba diruntuhkan oleh kelompokmasyarakat.