Densus 88 Anti Teror kembali mengungkap fakta mengejutkan terkait jaringan teroris NII di Provinsi Jambi. Kali ini, tim anti-teror tersebut mendeteksi 15 yayasan yang terafiliasi dengan Negara Islam Indonesia (NII).
Yayasan-yayasan tersebut tersebar di beberapa kabupaten dan kota, termasuk Kota Jambi, Muaro Jambi, Batanghari, Sarolangun, Tebo, Merangin, dan Kerinci.
Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center atau Pusat Rehabilitasi Korban NII, Ken Setiawan menanggapi adanya ratusan orang yang diduga kuat terpapar NII mengatakan bahwa, virus NII itu hampir sama dengan virus covid yang bisa menimpa siapa saja, tidak pandang sisi pendidikan, ekonomi dan profesi, semua orang berpotensi terpapar, terutama yang semangat belajar agama tapi minum ilmu, pokoknya jika sudah terpapar NII auto bodoh mendadak.
Ada 15 yayasan terindikasi kuat menjadi jaringan NII, jika satu yayasan ada 10 anggota, maka minimal ada 150 orang, belum lagi keluarganya. Di kabupaten Sarolangun saja teridentifikasi ada 30 yang terpapar NII.
Bahkan bukan hanya masyarakat biasa yang menjadi korban NII, ada seorang ASN yang juga seorang kepala sekolah SD juga diduga kuat telah menjadi anggota NII. Tambah Ken.
Bukan hanya di Jambi, tapi di seluruh Indonesia mereka sudah menyebar seperti virus, perekrutanya seperti multilevel marketing (MLM). Orang yang sudah bergabung diwajibkan mengajak orang orang terdekatnya.
Sebelumnya di Provinsi Sumatera Barat yang lokasinya dekat dengan Jambi juga ada ribuan anggota NII, tak tanggung tanggung ada 1257 anggota NII yang telah insyaf menyatakan ikrar setia terhadap NKRI, ada 16 anggota NII di Sumbar yang ditangkap Densus 88 karena telah mempersiapkan aksi teror.
Diharapkan pemerintah dan aparat sigap melakukan pencegahan dan pembinaan kepada orang yang telah terindetifikasi terpapar, bila tidak kooperatif maka bisa dilakukan penindakan, sebab saat ini gerakan NII sudah masuk kedalam Daftar Terduga Teroris dan Organisasi Teroris (DTTOT)
Harus diidentifikasi secara detail dari jaringan mana, investigasi keterlibatan dan rehabilitasi atau re ideologi supaya benar benar clear mereka bisa menyadari kesalahan dan Insyaf agar dapat kembali ke masyarakat. Tutup Ken.
