Hilirisasi dan digitalisasi akan menjadi dua pilar utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan.
Demikian diungkapkan Presiden Joko Widodo dalam sambutannya di acara BNI Investor Daily Summit 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Selasa (8/10).
Kepala Negara menyoroti betapa pentingnya hilirisasi dalam meningkatkan nilai tambah sumber daya alam Indonesia serta peran digitalisasi dalam mempercepat transformasi ekonomi.
“Satu hilirisasi, yang kedua digitalisasi. Digitalisasi yang namanya data center itu wajib segera kita miliki. Yang kedua data analitik, akan bisa kita menganalisa angka-angka dan lain-lain secara cepat,” ujar Presiden, seperti dilansir keterangan resmi.
Dalam konteks hilirisasi, Presiden Jokowi memaparkan keberhasilan Indonesia dalam mengolah nikel dari bahan mentah hingga produk jadi seperti stainless steel dan baterai.
Menurut Presiden, barang-barang tersebut sudah diproduksi oleh industri-industri nasional akibat dari kebijakan hilirisasi yang dilakukan pemerintah.
“Lompatannya kelihatan sekali dari yang 1,4-2 miliar dolar AS sebelum nikel distop, kemudian melompat menjadi 34,8 miliar dolar AS. Itu adalah sebuah lompatan yang besar sekali,” ungkap Presiden.
Presiden juga menyoroti keberhasilan pengembangan smelter tembaga yang dimiliki oleh PT Amman Mineral dan PT Freeport Indonesia, dengan investasi yang mencapai puluhan triliun rupiah.
Selain nikel dan tembaga, Indonesia juga telah memulai hilirisasi bauksit yang akan terus ditindaklanjuti untuk meningkatkan nilai tambah.
“Nikel sudah, tembaga sudah, bauksit sudah, nanti kita masuk ke timah dan lain-lain,” ucap Presiden.
Lebih jauh, Presiden Jokowi menekankan pentingnya hilirisasi di sektor padat karya seperti pertanian, kelautan, dan pangan untuk memberikan dampak langsung kepada rakyat.