Presiden Prabowo Subianto mengingatkan pentingnya keberadaan lumbung pangan yang merupakan tradisi nenek moyang bangsa dalam menjaga ketahanan pangan.
“Saya tegaskan lagi kita harus swasembada pangan. Kita harus punya lumbung pangan nasional, lumbung pangan provinsi, lumbung pangan kabupaten, lumbung pangan desa. Ini adalah kearifan bermasyarakat nenek moyang kita ribuan tahun,” jelas Prabowo.
Demikian diutarakan Prabowo di sela acara penyerahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Daftar Alokasi Transfer Ke Daerah Tahun Anggaran 2025 serta peluncuran katalog elektronik versi 6.0 di Istana Negara, Jakarta, Selasa.
Kepala Negara mengatakan masalah ketahanan pangan menjadi salah satu prioritas utama pemerintahan. Prabowo meyakini tidak ada negara yang aman jika negara itu tidak mampu menjamin pangan untuk seluruh rakyatnya.
Presiden lantas mengatakan bangsa Indonesia harus belajar bahwa setiap desa, suku dan daerah di nusantara memiliki lumbung, sebagai tradisi nenek moyang. Menurut Presiden, setiap desa harus mempunyai tanah yang diamankan untuk cadangan pangan.
“Setiap bukit, lereng dan lahan desa harus kita manfaatkan dengan baik. Hanya dengan swasembada kita aman dan kuat,” ujarnya.
Lebih jauh Prabowo juga menyampaikan bahwa selain swasembada pangan, swasembada energi juga merupakan prioritas strategi transformasi saat ini.
Presiden menyatakan bangsa Indonesia harus bersyukur karena diberikan karunia sumber daya yang luar biasa. Dia meyakini hanya tiga negara di dunia yang dalam waktu tidak lama bisa 100 persen swasembada energi dari tanaman yang menjadi sumber energi terbarukan.
“Hanya tiga negara Brasil, Kongo, Indonesia. Karena itu kita harus pandai memanfaatkan karunia. Kita tidak boleh lengah, tidak boleh malas, dan tidak boleh mengikuti kebiasaan-kebiasaan yang mungkin tidak produktif,” pintanya.