Dalam 10 tahun masa pemerintahan Presiden Joko Widodo, pembangunan bendungan menjadi salah satu fokus utama dalam pengembangan infrastruktur di Indonesia.
Menurut data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), hingga tahun 2024, 44 bendungan telah diresmikan sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN).
Proyek-proyek ini mencakup berbagai wilayah di seluruh Indonesia dengan tujuan mendukung pengelolaan sumber daya air, meningkatkan ketahanan pangan, mengurangi risiko banjir, dan memanfaatkan potensi energi terbarukan.
Berikut adalah beberapa manfaat utama yang dihasilkan dari pembangunan bendungan selama satu dekade terakhir.
1. Pengendalian Banjir yang Lebih Efektif
Salah satu tujuan utama pembangunan bendungan adalah untuk mengurangi dampak banjir yang kerap melanda beberapa daerah rawan, terutama ibu kota Jakarta.
Berdasarkan laporan dari Kementerian PUPR, Bendungan Ciawi dan Sukamahi, yang terletak di hulu Sungai Ciliwung, dirancang khusus untuk mengurangi volume air yang mengalir menuju Jakarta saat musim hujan.
Kedua bendungan ini menjadi bagian dari upaya besar untuk mengatasi banjir di wilayah DKI Jakarta dengan mengurangi debit air yang masuk ke aliran sungai tersebut.
Bendungan Karian, yang disebut Jokowi pada bulan Januari memiliki kapasitas tampung hingga 315 juta meter kubik, berperan penting dalam mengurangi risiko banjir di wilayah hilir seperti Serang dan Rangkasbitung.
Adapun Bendungan Margatiga yang diproyeksikan dapat mereduksi banjir sebesar 83,10 meter kubik per detik untuk sebagian wilayah Bandar Lampung dan Lampung Timur
Dengan kapasitas yang besar, bendungan ini dapat menahan luapan air di musim hujan dan menjaga wilayah sekitar dari bencana banjir.
2. Meningkatkan Produktivitas Pertanian Melalui Irigasi
Selain memiliki fungsi pengendalian banjir, bendungan juga memainkan peran penting dalam mendukung sektor pertanian melalui penyediaan irigasi yang stabil.
Air dari bendungan memungkinkan petani mendapatkan pasokan air yang konsisten sepanjang tahun, sehingga mereka dapat mengoptimalkan produksi pangan dan meningkatkan ketahanan pangan nasional.
Sebagai contoh, Bendungan Margatiga di Lampung berdasarkan Direktur Utama Waskita Karya Muhammad Hanugroho pada 26 Agustus 2024 diperkirakan memiliki kapasitas tampung sebesar 42 juta meter kubik dan mampu mengairi lahan pertanian seluas lebih dari 16.500 hektare.
Dengan pasokan air yang terjamin, para petani di Lampung dapat meningkatkan produktivitas pertanian mereka, yang pada akhirnya berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat setempat.
Bendungan lainnya, seperti Bendungan Cipanas di Jawa Barat, juga memberikan manfaat serupa. Bendungan ini menyuplai air untuk irigasi di wilayah-wilayah pertanian yang sangat bergantung pada ketersediaan air untuk menjaga hasil panen.
3. Sumber Energi Terbarukan
Di samping perannya dalam sektor pertanian dan pengendalian banjir, beberapa bendungan yang dibangun selama masa pemerintahan Jokowi juga difungsikan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
PLTA merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang ketersediaannya bisa diperbarui dan tidak menghasilkan emisi.
Sebagai contoh, Bendungan Karian di Banten memiliki potensi untuk menghasilkan energi listrik sebesar 1,8 megawatt melalui Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMH).
Bendungan lainnya yang difungsikan sebagai PLTA adalah Bendungan Jatigede di Jawa Barat, yang juga memberikan kontribusi signifikan dalam memenuhi kebutuhan energi di wilayah tersebut.
PLTA dari bendungan ini menjadi salah satu bentuk dukungan pemerintah dalam mencapai target bauran energi terbarukan di Indonesia.
4. Potensi Pariwisata
Bendungan tidak hanya dimanfaatkan untuk fungsi infrastruktur dasar seperti pengendalian banjir dan irigasi, tetapi juga memberikan peluang untuk mendukung pengembangan sektor pariwisata, terutama ekowisata.
Bendungan Margatiga, yang terletak di Lampung, diproyeksikan untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata air. Dengan keindahan alam di sekitarnya, bendungan ini memiliki potensi besar untuk menarik wisatawan domestik dan internasional.
Wisata air, olahraga air, serta fasilitas rekreasi yang akan dikembangkan di sekitar bendungan diharapkan dapat menambah daya tarik wisata di daerah tersebut.
Selain Margatiga, Bendungan Kuningan di Jawa Barat dan Bendungan Tugu di Jawa Timur juga diproyeksikan untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata unggulan.
5. Menjaga Ketersediaan Air Baku
Pembangunan bendungan juga berperan penting dalam menjaga ketahanan air bagi masyarakat, terutama untuk memenuhi kebutuhan air baku di daerah-daerah yang memiliki keterbatasan akses terhadap air bersih.
Sebagai contoh, berdasarkan proyeksi Sekretaris Kabinet RI tahun 2022, Bendungan Margatiga mampu menampung air baku hingga 2,31 juta meter kubik dan menyediakan air sebesar 0,8 meter kubik per detik, yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih di wilayah sekitarnya.
Keberadaan bendungan ini sangat membantu dalam menjaga pasokan air yang stabil dan berkualitas baik, terutama di wilayah-wilayah yang sebelumnya mengalami kesulitan dalam mendapatkan akses air bersih.
Dengan berbagai manfaat yang telah dirasakan oleh masyarakat, pembangunan bendungan ini menjadi salah satu pilar utama dalam pembangunan berkelanjutan yang diusung oleh pemerintah.
Infrastruktur bendungan yang kuat akan memastikan ketersediaan sumber daya air yang cukup, mengurangi risiko bencana, serta mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di masa depan.