Asosiasi Panas Bumi Indonesia (API) akan menyelenggarakan forum panas bumi terbesar di dunia, lewat The 11th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2025.
Ketua Umum API, Julfi Hadi menyampaikan, forum ini bertujuan mempercepat pemanfaatan energi panas bumi sebagai sumber energi baseload dan sumber daya lokal menuju swasembada energi nasional.
“Indonesia memiliki potensi panas bumi kedua terbesar di dunia dengan kapasitas mencapai 23,9 GW atau 40 persen cadangan dunia,” ujar Julfi di Jakarta Selatan, Senin (14/4/2025).
Tema IIGCE 2025 “Fostering Collaboration for a Green Economy in Indonesia: The Role of Geothermal Energy in Sustainable Growth” mencerminkan kolaborasi bersama dalam mendorong pertumbuhan berkelanjutan.
API, ucap Julfi, berkomitmen mempercepat kolaborasi multisektor, yang menghubungkan pemerintah, investor, pelaku industri, dan akademisi untuk menciptakan ekosistem pengembangan panas bumi yang kompetitif.
Ketua Panitia Pelaksana IIGCE 2025, Ismoyo Argo, menjelaskan bahwa kegiatan ini akan menghadirkan berbagai program menarik, termasuk visi dan kebijakan, serta capaian-capaian panas bumi, diskusi panel serta pameran teknologi dan inovasi terkini.
“IIGCE 2025 tidak hanya menjadi wadah untuk berbagi pengetahuan, tetapi juga tempat lahirnya kemitraan strategis dan solusi inovatif untuk tantangan global dalam pengembangan panas bumi,” kata Ismoyo.
Hingga saat ini, lebih dari sekitar 20 pembicara terkemuka dari dalam dan luar negeri telah mengkonfirmasi mengonfirmasi kehadirannya di IIGCE 2025. Selain itu, ribuan profesional dari berbagai negara telah mendaftar untuk berpartisipasi dalam acara ini.
“API mengundang semua pemangku kepentingan, termasuk mitra strategis, asosiasi industri, perwakilan pemerintah, dan media, untuk bergabung dalam IIGCE 2025,” sambungnya.
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Eniya Listiani Dewi, menyatakan dukungan penuh pemerintah.
“Kami telah menyiapkan paket kebijakan komprehensif untuk mempercepat pemanfaatan geothermal sebagai tulang punggung transisi energi, termasuk insentif fiskal, kemudahan perizinan, dan dukungan pendanaan,” ujar Eniya.
Acara yang akan berlangsung pada 17-19 September 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC) ini diharapkan dapat mengakselerasi pemanfaatan potensi panas bumi terbesar di dunia yang dimiliki Indonesia, sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat pertumbuhan energi bersih global.