IMF Bandingkan Ekonomi Indonesia Saat Ini dengan Era 1998

Date:

Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMFKristalina Georgieva membandingkan kondisi Indonesia kini dengan 1998 lalu. Ia mengatakan Indonesia sudah mengalami transformasi luar biasa.

Bos IMF itu mengaku pertama kali ke Indonesia pada 1998 alias 25 tahun lalu. Kini, Kristalina melihat Indonesia sudah semakin optimistis.

“Apa yang saya lihat begitu luar biasa. Negara ini telah bertransformasi menjadi negara yang dinamis dengan banyak optimisme dan harapan bagi rakyatnya,” katanya di sela-sela kesibukannya mengikuti KTT ASEAN di Jakarta pekan ini.

“Inilah yang kita butuhkan untuk sisa dunia, semacam optimisme seperti itu. Jadi, saya ingin mengucapkan dari lubuk hati saya, ucapan terbaik saya untuk Indonesia, untuk terus berjalan di jalur menuju kemakmuran,” sambung Kristalina.

Ia menyebut punya hubungan erat dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, yakni sebagai teman dekat. Oleh karena itu, Kristalina menegaskan tujuan Indonesia ke depan dan apa yang ingin dilihat IMF sejalan.

Menurutnya, IMF mau Indonesia menjadi negara berpenghasilan tinggi pada 2045 nanti. Kristalina menegaskan cita-cita mulia ini tak akan bisa dicapai tanpa diverifikasi.

Di lain sisi, ia mewanti-wanti soal gejolak dunia belakangan, yakni semakin banyak pembatasan perdagangan di sana-sini. Imbasnya, perdagangan global melambat dan hanya menyentuh 2 persen alias lebih rendah dari pertumbuhan global.

Padahal, perdagangan yang tumbuh lebih cepat bisa menjadi mesin pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, Kristalina menyebut IMF mewanti-wanti semua pihak, mulai dari AS, Uni Eropa, termasuk Indonesia.

“Komunikasikan komitmen untuk perdagangan yang terbuka. Harus berhati-hati, karena ketika jin proteksionisme dilepaskan dari botolnya, sulit untuk memasukkannya kembali. Kami telah melihat dunia di masa lalu mengambil jalan proteksionis ini, itu tidak pernah berakhir dengan baik bagi masyarakat,” tuturnya.

“Pak Luhut dan saya, kami memiliki diskusi yang baik tentang hal ini. Saya sangat bersyukur bahwa dia datang untuk bertemu dengan saya, sehingga kami dapat mengklarifikasi hal ini,” tutup Kristalina.

Belakangan IMF membuat gaduh karena mempermasalahkan larangan ekspor nikel Cs yang diterapkan Indonesia. Bahkan, IMF meminta Presiden Joko Widodo melonggarkan larangan tersebut.

Namun, klarifikasi Kristalina dalam pertemuannya dengan Luhut meluruskan sikap IMF tersebut. Kini, ia menegaskan IMF mau Indonesia melanjutkan kebijakan hilirisasi yang sudah dijalankan.

Leave a reply

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Share post:

Subscribe

spot_imgspot_img

Popular

More like this
Related

Kebutuhan Pokok Tak Terdampak Penyesuaian Kenaikan PPN 1%

Penyesuaian tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% yang...

Indonesia Optimis Stop Impor Gula dan Beras di 2025

Sesuai kebijakan dari Presiden Republik Indonesia (RI), Prabowo Subianto...

Pemerintah Optimis Indonesia Bisa Stop Impor Gula dan Beras Tahun Depan

Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan optimis, tahun depan...

Jaga Keharmonisan Bangsa dengan Perkuat Toleransi Sambut Natal dan Tahun Baru

Menteri Agama Republik Indonesia, Nasaruddin Umar, mengajak seluruh masyarakat...