Gempa berkekuatan 5,5 Magnitudo mengguncang Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Senin (26/8) petang. Pusat gempa itu terletak di kedalaman 30 kilometer, dan berada di 95 kilometer barat daya Gunung Kidul.
Getaran gempa itu dirasakan hingga beberapa kawasan sekitar, mulai Solo, Cilacap, hingga Kediri.
Berikut kumparan rangkum beberapa fakta dari gempa di Gunung Kidul tersebut:
Analisis BMKG soal Gempa 5,5 M di Gunungkidul yang Terasa hingga Solo
Menurut Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, hasil analisis menunjukkan gempa terletak di koordinat 8,85° LS; 110,17° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 107 Km arah Barat Daya Gunungkidul pada kedalaman 42 Km.
“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya deformasi batuan di bidang kontak antarlempeng (megathrust),” kata Daryono dalam keterangannya.
Menurut dia, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust).
Adapun dampak gempa ini dirasakan di sejumlah wilayah. Seperti di Sleman, Yogyakarta, Kulonprogo, dan Bantul dengan skala intensitas III-IV MMI. Artinya getaran dirasakan oleh orang banyak dalam rumah.
Kemudian di daerah Karangkates, Malang, Pacitan, Nganjuk, Trenggalek, Madiun, Kediri, Blitar, Cilacap, Banyumas, Solo, Surakarta dan Klaten dengan skala intensitas II-III MMI. Artinya getaran dirasakan nyata dalam rumah seakan ada truk berlalu.
Gempa 5,5 M Gunungkidul: Pasar Prambanan hingga Sejumlah Rumah Warga Rusak
Gempa mengakibatkan kerusakan di beberapa bangunan warga. Beberapa tembok warga retak-retak.
Menurut Kepala Pelaksana BPBD DIY Noviar Rahmad, total ada 5 rumah rusak di Kapanewon Nglipar dan Semanu. Di sana, mayoritas kerusakan adalah tembok rumah yang retak.
Kemudian di Kabupaten Kulon Progo 1 rumah rusak di wilayah Kapanewon Sentolo. Di Bantul, 1 rumah rusak tercatat berada di wilayah Kapanewon Pandak.
Sementara di Kabupaten Sleman 1 pasar rusak atapnya.
Sementara di beberapa atap genting di Pasar Prambanan juga jatuh imbas dari gempa ini.
“Di Pasar Prambanan, Sleman, genting jatuh,” kata Kepala Pelaksana BPBD Sleman Makwan.
Makwan memastikan tidak ada korban dalam peristiwa itu.
“Sementara tidak ada korban, karena pas sepi pedagang,” kata Makwan.
Total, ada 10 rumah rusak. Yakni 8 rumah di Gunungkidul, 1 rumah di Kulon Progo, 1 titik pasar di Sleman, dan 1 unit rumah di Bantul.
Gempa 5,6 Magnitudo Guncang Gunungkidul DIY, Balairung UGM Bergetar
Getaran gempa dirasakan oleh sejumlah mahasiswa di Universitas Gadjah Mada (UGM) yang sedang berkumpul di bawah pohon bodhi di halaman Balairung UGM, Senin (26/8) malam.
Di bawah pohon yang disebut pohon pengetahuan itu, para mahasiswa sedang menggelar aksi sambil menyalakan lilin.
Pantauan kumparan, gedung balairung ikut bergetar saat gempa yang terasa sekitar 7 detik itu. Mahasiswa sontak berteriak dan menyelamatkan diri.
“Gempa terasa 7 detikan. Rasanya seperti kegeser,” kata Dwi salah satu orang yang sedang berada di Balairung.
Ada 31 Getaran Susulan Usai Gempa 5,5 Magnitudo di Gunungkidul
Masih ada gempa susulan usai gempa 5,5 magnitudo di Gunung Kidul, DIY, pada Senin (26/8), pukul 19,57 WIB. BMKG mencatat sudah ada 31 kali.
“Hingga pukul 22.30 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan telah terjadi sebanyak 31 kali aktivitas gempa bumi susulan (aftershock),” kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam keterangannya.
Ia juga mengungkap rerata kekuatannya. Paling besar 4 magnitudo.
“Gempa susulan dengan magnitudo terbesar M4,0 dan magnitudo terkecil M2,3,” tutur dia.