Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyampaikan sinyal positif dalam perkembangan ekonomi Indonesia terkini.
Dalam paparannya, Selasa (8/4/2025), LPS menyebut bahwa ekonomi nasional tengah berada pada fase “bottoming-out”, yakni titik balik dari perlambatan menuju fase pertumbuhan yang lebih kuat dan stabil.
“Indonesia punya fondasi ekonomi yang kokoh, dan itu terletak pada kekuatan konsumsi domestik,” ujar Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa dalam paparannya di acara Sarasehan Ekonomi di Menara Mandiri.
Data menunjukkan bahwa konsumsi menyumbang lebih dari 63% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), dengan konsumsi rumah tangga sebagai kontributor utama.
Selain itu, konsumsi lembaga nonprofit (LNPRT) juga mengalami lonjakan signifikan, terutama pada kuartal IV 2024 yang dipengaruhi oleh aktivitas pemilu kepala daerah. Di sisi lain, investasi dan konsumsi pemerintah juga turut menyokong total permintaan domestik, yang secara keseluruhan mencapai 95,44% dari PDB nasional.
Ekspor Stabil, Perdagangan Tetap Surplus
Kinerja ekspor tetap kuat meski tensi global meningkat, terutama berkat struktur tarif AS terhadap Indonesia yang lebih rendah dibanding negara kompetitor seperti China, Vietnam, dan Meksiko. Produk unggulan Indonesia seperti mesin listrik, alas kaki, dan furnitur masih punya ruang untuk ekspansi lebih lanjut di pasar global, terutama Amerika Serikat.
Sektor Keuangan Resilien
Stabilitas sektor keuangan menjadi kunci penopang ekonomi lainnya. Intermediasi perbankan berjalan baik dengan pertumbuhan kredit sebesar 10,3% YoY pada Februari 2025, sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 5,75% YoY. Capital Adequacy Ratio (CAR) bank tetap tinggi di level 27,05% dan rasio kredit bermasalah (NPL gross) terkendali di 2,18%.
Indeks Kepercayaan Konsumen Tetap Optimis
Kepercayaan masyarakat terhadap perekonomian tetap berada di zona optimis. Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) berada di level 101,5 per Maret 2025, ditopang oleh ekspektasi masa depan yang masih positif meski kondisi saat ini sedikit melemah.
Tidak Perlu Takut Perang Dagang
Di tengah gejolak global, LPS menegaskan bahwa Indonesia tidak perlu gentar menghadapi ancaman perang dagang. Kekuatan ekonomi nasional justru terletak di dalam negeri: permintaan domestik yang besar, sistem keuangan yang kuat, dan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah yang tetap tinggi.
“Mesin pertumbuhan kita adalah konsumsi domestik. Selama kita bisa menjaganya, risiko global dapat diredam,” tutup Purbaya.