Penyebaran radikalisme dan fanatisme sudah tersebar luas di mana-mana, termasuk Indonesia. Ini merupakan sebuah ancaman terhadap ideologi nasional. Apalagi disertai dengan menguatnya kelompok radikal dan ekstrimis yang mulai menyebarkan ide-ide radikal untuk memengaruhi penduduk Indonesia yang ingin mengubah ideologi Pancasila menjadi ideologi lain. Oleh karena itu, diperlukan segera pengambilan tindakan untuk mencegahnya. Laporan Global Index Terrorism (GTI) tahun 2020 yang dirilis oleh Institute for Economics and Peace (IEP) menunjukkan bahwa dalam skala global Indonesia berada di peringkat 37 dengan skor 4.629 dari 135 negara yang terdampak oleh terorisme, sedangkan di Asia Pasifik Indonesia berada di posisi ke-4.
Menurut Kepala BNPT, ide radikal dan intoleran telah disebarluaskan secara sistematis. Pengetahuan ini ditanamkan kepada anak-anak di lembaga pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. Hal ini bisa terjadi salah satunya karena rendahnya internalisasi nilai-nilai Pancasila pada kelompok orang dan generasi muda. Banyak dari masyarakat Indonesia secara harfiah dan signifikan mengabaikan isi Pancasila. Fenomena lain yang menunjukkan bahwa mengubah atau melemahkan ideologi Pancasila adalah banyak Peraturan Daerah (Perda) yang direvisi oleh Kementerian Dalam Negeri karena Peraturan Daerah (Perda) tidak relevan dengan nilai-nilai Pancasila.
Melihat fenomena dan fakta tersebut, masalah pokok dari fenomena ini adalah internalisasi nilai-nilai Pancasila belum dilakukan dengan baik sehingga tidak dapat secara optimal mencegah penyebaran radikalisme. Untuk itu, konsep perlu dirumuskan agar bisa lebih mengoptimalkan upaya internalisasi nilai-nilai Pancasila. Internalisasi sendiri adalah penanaman perilaku, sikap dan nilai yang dicapai seseorang dalam proses pembinaan, pembelajaran dan bimbingan, di mana seseorang yang belajar dapat diterima sebagai bagian yang berkomitmen dalam nilai dan norma yang berlaku di masyarakat.
Strategi yang dapat diterapkan salah satunya yaitu dengan memperkuat sistem pendidikan. Pendidikan adalah cara terbaik untuk mendidik siswa tentang apa yang harus mereka ketahui, termasuk tentang nilai nilai Pancasila dan upaya untuk mengoptimalkan upaya internalisasi nilai-nilai Pancasila. Keberhasilan pendidikan tentunya tidak hanya diukur pada angka dalam penilaian, tetapi juga pada hasil berupa sikap setelah melalui rangkaian proses pendidikan tersebut. Hal ini bertujuan untuk menciptakan manusia berkualitas yang beriman kepada pencipta, menjadi warga negara yang demokratis, bertanggung jawab dan taat kepada undang-undang.
Selain melalui pendidikan, bisa juga melalui pelatihan, sosialisasi dan komunikasi. Hal-hal tersebut berguna untuk meningkatkan jati diri dan karakter bangsa berdasarkan Pancasila guna mengembangkan sikap dan perilaku nasionalisme dalam kehidupan sehari-hari melalui perencanaan, peninjauan kebijakan, kerja sama, pembangunan dan sosialisasi