Berselancar Dalam Gejolak, Manfaatkan Peluang, Sinyal Positif Masih Bertebaran

Date:

Fithra Faisal senior ecomist Samuel Sekuritas Indonesia akan membahas apa yang terjadi seminggu ke belakang dan seminggu ke depan.

Pengumuman The Fed dan Dampaknya

Minggu lalu, Ketua The Fed, Jerome Powell, mengumumkan bahwa tidak ada penurunan suku bunga di bulan ini. Namun, dari pidatonya, ada indikasi bahwa akan ada beberapa kali penurunan di tahun ini, terutama mulai dari bulan September. Meskipun demikian, Powell juga menyatakan bahwa tidak ada yang pasti, bahkan pada pertemuan September nanti, penurunan suku bunga belum tentu terjadi.

Jika kita melihat beberapa indikator lain seperti nonfarm payroll dan angka pengangguran yang meningkat, ini menunjukkan bahwa perekonomian AS sedang tidak baik-baik saja. Hal ini tercermin dari performa pasar yang memerah, baik secara regional maupun global, menandakan adanya kemungkinan resesi di Amerika Serikat. Indikator volatilitas ekonomi AS, VIX, telah melonjak 77% year to date, dan yield US 10-year Treasury juga meningkat ke 3,7%. Ini menunjukkan bahwa banyak orang di AS sedang menghindari risiko jangka pendek dan beralih ke instrumen berjangka panjang, sebuah tanda resesi yang mungkin terjadi.

Kondisi Pasar Global dan Respons Pasar Domestik

Pasar global yang memerah pekan ini menunjukkan kekhawatiran terhadap kemungkinan resesi. Namun, saya melihat ini hanya sebagai indikasi jangka pendek. Orang-orang memprediksi adanya pemotongan suku bunga dalam jangka menengah panjang.

Data Ekonomi Domestik

Dari sisi domestik, ada beberapa pengumuman penting. Pertama, inflasi kita melunak ke level 2,13% dari sebelumnya 2,51%, sesuai prediksi kami di 2,09%, meski sedikit di bawah konsensus pasar 2,37%. Ini menunjukkan gejala pelambatan permintaan. Selain itu, indeks manufaktur PMI turun di bawah 50 ke 49,3 dari sebelumnya di atas 50, menunjukkan kontraksi yang didorong oleh meningkatnya ongkos produksi. Hal ini harus menjadi perhatian, karena menunjukkan pelambatan dari sisi produksi dan konsumsi.

Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Kedua

Pengumuman terbaru pada awal pekan ini menunjukkan pertumbuhan ekonomi kuartal kedua sebesar 5,05%, sedikit melambat dari kuartal pertama yang 5,11%, namun masih di atas 5%. Ini adalah indikasi positif di tengah pasar yang tengah merah. Meskipun ada beberapa indikator pelambatan, angka ini menunjukkan bahwa ekonomi kita masih cukup kuat.

Respons Pasar

Bagaimana pasar merespons data-data tersebut? Di satu sisi, volatilitas pasar meningkat dengan VIX yang melonjak, meski ada euforia sementara pada 1 Agustus karena pengumuman The Fed yang dovish. Ini menunjukkan adanya kemungkinan penurunan suku bunga, yang bisa mengindikasikan bahwa perekonomian AS sedang tidak baik-baik saja.

Pasar obligasi domestik justru menunjukkan potensi bullish karena perbedaan yield antara US 10-year Treasury dan Indo 10-year Treasury yang melebar, memicu kemungkinan capital inflow dan bullish di pasar obligasi.

Leave a reply

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Share post:

Subscribe

spot_imgspot_img

Popular

More like this
Related

Kebutuhan Pokok Tak Terdampak Penyesuaian Kenaikan PPN 1%

Penyesuaian tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% yang...

Indonesia Optimis Stop Impor Gula dan Beras di 2025

Sesuai kebijakan dari Presiden Republik Indonesia (RI), Prabowo Subianto...

Pemerintah Optimis Indonesia Bisa Stop Impor Gula dan Beras Tahun Depan

Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan optimis, tahun depan...

Jaga Keharmonisan Bangsa dengan Perkuat Toleransi Sambut Natal dan Tahun Baru

Menteri Agama Republik Indonesia, Nasaruddin Umar, mengajak seluruh masyarakat...