Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan aktivitas Gunung Semeru pada 2023 masih tinggi. Bahkan, rata-rata gempa letusan 79 kali per hari.
Gunung Semeru secara administratif terletak dalam dua kabupaten, yaitu Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang, Jawa Timur. Tingkat aktivitas Gunung Semeru pada saat ini adalah Level III (Siaga) sejak 16 Desember 2021. “Aktivitas vulkanik Gunung Api Semeru pada 2023 masih tetap tinggi. Hal ini ditandai dengan aktivitas gempa letusan yang terjadi rata-rata 79 kali per hari,” ungkap PVMBG, Kamis (7/9/2023).
PVMBG melaporkan perkembangan terakhir aktivitas Gunung Semeru hingga 6 September 2023 pukul 12.00 WIB, dari pemantauan deformasi dengan menggunakan tujuh stasiun GPS menunjukkan adanya inflasi (peningkatan tekanan) pada tubuh Gunung Semeru dengan sumber tekanan berasal dari kedalaman 2,3 km.
“Sementara itu pemantauan deformasi dengan menggunakan Tiltmeter menunjukkan hal yang sama dimulai sejak 15 Agustus 2023. Pemantauan kegempaan menunjukkan penurunan jumlah gempa letusan yang disertai dengan peningkatan gempa guguran, yang mengindikasikan adanya perubahan karakteristik erupsi dari erupsi eksplosif menjadi efusif,” ungkap PVMBG.
PVMBG melaporkan potensi bahaya dari meningkatnya tekanan dan perubahan karakteristik erupsi Gunung Semeru ini adalah terjadinya peningkatan gempa guguran yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran.
Mengingat kegiatan Gunung Api Semeru masih tinggi dan serta masih berpotensi terjadinya awan panas guguran dan aliran lava maka masyarakat di sekitar Gunung Api Semeru diharapkan tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya letusan dan awan panas guguran Gunung Api Semeru.
“Berdasarkan pemantauan visual dan instrumental hingga tanggal 6 September 2023 pukul 12.00 WIB, Badan Geologi menyatakan tingkat aktivitas Gunung Semeru masih berada pada level III (siaga),” ungkap PVMBG.
PVMBG mengimbau masyarakat, pengunjung, wisatawan untuk tidak melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 Km dari puncak.
“Tidak beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar). Mewaspadai potensi awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai dan lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan,” imbaunya.