Kenapa Butuh Danantara?

Date:

Dalam diskusi yang dipaparkan oleh Fithra Faisal, ekonom dari Universitas Indonesia, dibahas urgensi pembentukan Danantara sebagai super holding untuk mengelola Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan lebih profesional dan efisien. Pembentukan Danantara bukan sekadar inisiatif baru, tetapi sebuah langkah strategis untuk mengatasi tantangan investasi dan meningkatkan daya saing ekonomi nasional.

Kebutuhan Investasi Besar untuk Pertumbuhan Ekonomi

Salah satu alasan utama di balik kehadiran Danantara adalah kebutuhan investasi besar untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi. Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi hingga 8%, yang diperkirakan memerlukan dana minimal Rp10.000 triliun, tersebar dalam enam sektor infrastruktur utama:

  1. Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT)
  2. Energi
  3. Sumber Daya Air dan Sanitasi
  4. Perumahan
  5. Transportasi

Seiring perjalanan, jumlah tersebut bertambah dengan tambahan Rp3.500 triliun dari pemerintah, sehingga total kebutuhan investasi mencapai Rp13.500 triliun atau setara dengan 900 miliar dolar AS. Jika dibandingkan dengan total aset negara, jumlah ini sebenarnya telah sesuai, tetapi permasalahannya terletak pada likuiditas aset yang rendah. Oleh karena itu, Danantara hadir sebagai solusi untuk mengubah aset menjadi lebih likuid dan lebih produktif.

Belajar dari Model China dan Temasek

Pembentukan Danantara bukan tanpa referensi. Fithra Faisal menyoroti bagaimana China melalui State-Owned Assets Supervision and Administration Commission (SASAC) berhasil mengelola aset negara secara efisien. Sejak dibentuk pada tahun 2003 dengan modal awal 29 miliar dolar AS—mirip dengan modal awal Danantara yang sekitar 20 miliar dolar AS—SASAC mampu berkembang hingga 339 miliar dolar AS dalam 20 tahun, meningkat lebih dari 1000%.

Strategi China dalam mengelola BUMN menjadi pelajaran berharga, yaitu dengan menyusutkan jumlah perusahaan milik negara dari 196 menjadi 97 dalam dua dekade. Perampingan ini dilakukan dengan menjual perusahaan yang tidak efisien atau melakukan merger untuk memperkuat perusahaan yang masih potensial. Hasilnya, jumlah BUMN China yang masuk dalam daftar Fortune 500 meningkat dari 12 pada tahun 2003 menjadi 44 pada tahun 2023.

Selain China, model pengelolaan yang sukses juga dapat dilihat dari Temasek Singapura yang sudah berjalan sejak 1974, serta Khazanah Nasional Berhad Malaysia yang dibentuk pada 1993. Kedua lembaga ini berhasil mengoptimalkan aset negara dan meningkatkan daya saing ekonomi nasional masing-masing.

Meningkatkan Likuiditas dan Menarik Investor Asing

Salah satu permasalahan mendasar ekonomi Indonesia adalah pasar modal yang masih dangkal dan kurangnya liquidity maker. Hal ini terbukti dari indeks saham yang rentan terhadap guncangan eksternal, seperti saat kebijakan Presiden AS Donald Trump menyebabkan IHSG turun ke level 6.500, setara dengan posisi tahun 2017.

Danantara berpotensi mengatasi masalah ini dengan membuka opsi listing saham BUMN di pasar modal, sebagaimana yang dilakukan China. Dengan meningkatnya jumlah perusahaan negara yang terdaftar, pasar modal menjadi lebih dalam dan stabil, sehingga lebih menarik bagi investor asing.

Transparansi dan Tata Kelola yang Lebih Baik

Fithra Faisal juga menekankan bahwa Danantara akan dikelola dengan prinsip tata kelola perusahaan yang lebih baik dibandingkan pengelolaan dana publik oleh pemerintah. Dalam birokrasi pemerintah, pengelolaan dana sering kali tertutup dan kurang transparan. Sebaliknya, dalam model korporasi seperti Danantara, pengelolaan dana lebih terbuka, efisien, dan akuntabel.

Sebagai contoh, dalam beberapa tahun terakhir, terdapat alokasi dana sebesar Rp44,90 triliun untuk belanja alat tulis kantor (ATK) di kementerian dan lembaga pemerintah. Dana sebesar itu dapat dialihkan untuk investasi yang lebih produktif jika dikelola secara korporat oleh Danantara.

Selain itu, tantangan utama yang perlu diatasi adalah pemisahan peran regulator dan operator dalam Danantara. Saat ini, masih ada kekhawatiran terkait posisi ganda pejabat seperti Rosan Roeslani yang merangkap sebagai Menteri Investasi sekaligus memimpin Danantara. Dalam jangka panjang, pemisahan peran ini akan menjadi krusial untuk menjaga independensi dan profesionalisme pengelolaan.

Potensi Investasi Global dan Independensi Ekonomi

Danantara tidak hanya bertujuan untuk mengelola investasi domestik, tetapi juga membuka peluang investasi di luar negeri. Salah satu strategi yang bisa diambil adalah membeli saham perusahaan teknologi global seperti Nvidia atau Apple. Dengan kepemilikan saham ini, Indonesia bisa memiliki daya tawar lebih besar dalam mendatangkan industri teknologi ke dalam negeri.

Fithra Faisal mencontohkan bagaimana CEO Nvidia, Jensen Huang, yang pernah berkunjung ke Indonesia hanya untuk menikmati kuliner lokal, tanpa ada komitmen investasi signifikan. Dengan memiliki saham di perusahaan global, Indonesia bisa menekan perusahaan-perusahaan tersebut untuk mendirikan fasilitas produksi di dalam negeri, seperti pabrik semikonduktor.

Kesimpulan: Danantara sebagai Pilar Ekonomi Masa Depan

Keberadaan Danantara menjadi krusial dalam menjawab kebutuhan investasi dan meningkatkan efisiensi pengelolaan aset negara. Dengan mengadopsi strategi yang telah terbukti berhasil di China, Singapura, dan Malaysia, Indonesia memiliki peluang besar untuk mengoptimalkan aset BUMN dan meningkatkan daya saing global.

Meskipun masih ada tantangan dalam tata kelola dan pengawasan, dengan profesionalisme dan pendekatan korporasi yang tepat, Danantara dapat menjadi instrumen penting dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan mandiri. Seiring waktu, diharapkan Danantara tidak hanya menghapus peran Kementerian BUMN, tetapi juga menjadikan Indonesia sebagai pemain utama dalam perekonomian global.

Leave a reply

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Share post:

Subscribe

spot_imgspot_img

Popular

More like this
Related

Kebijakan Pro Rakyat Presiden Prabowo di Momen Lebaran 2025

Presiden RI Prabowo Subianto menyebutkan beragam kebijakan yang telah...

Pemerintah Bentuk Holding Bank Tanah untuk Penuhi Lahan Program 3 Juta Rumah

Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Fahri Hamzah...

Pembentukan Holding Bank Tanah Untuk Penuhi Lahan Program 3 Juta Rumah

Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) mengungkap bakal bekerja...

Presiden Prabowo Prioritaskan Kesejahteraan Rakyat untuk Kebijakan Lebaran 2025

Presiden Prabowo Subianto mengeluarkan empat kebijakan penting menjelang Idulfitri...