Fitra Faisal, Senior Ekonom Samuel Securitas, mengungkapkan dalam analisis mingguan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia berhasil melampaui proyeksi, mencatat kenaikan sebesar 5,11%. Ini lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya sebesar 5,07%, bahkan melebihi konsensus pasar sebesar 5,08%. Meskipun demikian, angka ini masih di bawah target pemerintah sebesar 5,17%, menunjukkan adanya tantangan di tengah dinamika ekonomi global.
Menurut Fitra, keberhasilan ini menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia masih cukup tahan banting meskipun terdapat tekanan eksternal, terutama dari geopolitik. Namun, ada kekhawatiran bahwa momentum pertumbuhan ekonomi bisa melambat di kuartal-kuartal berikutnya. Faktor-faktor seperti Pemilu, Hari Raya, dan program insentif yang diberlakukan pada kuartal pertama mungkin tidak berlanjut, mengakibatkan pertumbuhan yang lebih rendah di masa mendatang.
Fitra juga menyoroti penurunan cadangan devisa Indonesia sebesar 4,2 miliar USD, mencapai angka 136 miliar USD. Hal ini mendorong Bank Indonesia untuk meningkatkan suku bunga sebesar 25 basis poin. Langkah ini diambil untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah yang terancam akibat tekanan pada cadangan devisa.
Fitra meramalkan bahwa nilai tukar rupiah dapat menguat dalam satu minggu ke depan, meskipun terdapat tekanan domestik yang cukup signifikan, terutama dari pembayaran dividen. Pihaknya memperkirakan rupiah masih akan bertahan di kisaran 16.000-an, namun ada potensi untuk menyentuh level 15.900 jika tekanan eksternal tidak begitu kuat.
Sementara itu, dalam pasar keuangan, Fitra melihat potensi penguatan di sektor saham, terutama yang berkaitan dengan komoditas atau energi. Indeks harga saham gabungan (IHSG) berpotensi untuk menguat, dengan sektor-sektor seperti indeks dasar dan energi menjadi fokus utama.
Meskipun ekonomi Indonesia menunjukkan ketahanan yang baik di tengah tekanan eksternal, tantangan tidak dapat diabaikan. Penurunan cadangan devisa menuntut tindakan dari Bank Indonesia, sementara nilai tukar rupiah dan kondisi pasar keuangan perlu dipantau dengan cermat. Dengan potensi penguatan di sektor tertentu, pelaku pasar diharapkan dapat mengantisipasi risiko dan memanfaatkan peluang yang ada.