Direktur Pelaksana dari International Monetary Fund (IMF) Kristalina Georgieva menyebut 190 juta penduduk negara-negara ASEAN rentan tenggelam akibat ancaman perubahan iklim. Penduduk tersebut tinggal di daerah yang berada di bawah permukaan laut.
“Bayangkan semua tempat tinggal pada dasarnya berada di bawah tekanan. Ini juga merupakan 60% PDB negara ini yang berisiko tinggi,” ujarnya di Hotel Park Hyatt Jakarta, Kamis (7/9).
Pihaknya sebagai lembaga keuangan memandang serius dari kacamata perekonomian. Sehingga, IMF berupaya untuk memasukkan kerentanan intensitas karbon terhadap risiko iklim ke dalam serangkaian indikator makroekonomi.
“Jadi saya akan mengatakan ketika Anda mendapatkan pemeriksaan kesehatan perekonomian Anda, selain pertumbuhan PDB, lapangan kerja, inflasi, neraca dan pembayaran, Anda juga harus dapat melihat kerentanan intensitas karbon terhadap risiko iklim,” jelasnya.
Menurutnya, penerapan kebijakan yang ramah lingkungan diperlukan dalam pengembangan kapasitas, khususnya pelatihan untuk kementerian keuangan dan bank sentral.
“Karena ketika pengambilan keputusan berubah ke arah itu, banyak tujuan yang harus saya selesaikan,” imbuhnya.
“Kami berbicara dengan Perdana Menteri, untuk siapa kami bekerja? Kami bekerja untuk anggota kami, namun yang terpenting, kami bekerja untuk masa depan anak-anak kami, sebagai direktur pelaksana IMF, setiap kali saya dihadapkan pada pilihan yang sulit. Aku melihat foto kedua cucuku. Apa hal benar yang harus dilakukan agar dunia menjadi tempat yang lebih baik bagi mereka?,” pungkasnya.